GLOBALBANTEN.COM | Uni Eropa (UE) kembali “menyerang” RI. Kini, “harta karun” biodiesel pun terancam.
Mengutip Reuters, UE kini tengah menyelidiki apakah biodiesel dari Indonesia menghindari bea UE melalui China dan Inggris. Penyelidikan mengikuti permintaan awal dari Dewan Biodiesel Eropa, sebuah asosiasi produsen Eropa.
“Permintaan itu berisi bukti yang cukup bahwa tindakan balasan yang ada pada impor produk yang bersangkutan dielakkan oleh impor produk yang sedang diselidiki,” kata Komisi Eropa dalam jurnal resmi UE dikutip CNBC Indonesia, Jumat (18/8/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Perubahan pola perdagangan yang melibatkan ekspor dari Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok dan Inggris ke Uni telah terjadi setelah penerapan tindakan balasan yang ada,” tambahnya.
Diketahui, UE adalah tujuan terbesar ketiga Indonesia untuk produk minyak sawit. Ini pun menjadi pasar penting untuk biodiesel Indonesia, yang dibuat dari minyak sawit.
RI sendiri adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia. Negara tetangga Malaysia, juga menjadi salah satu produsen besar lain.
Sementara itu dalam pernyataan berbeda Dewan Biodiesel Eropa mengatakan bahwa diperkirakan bahwa upaya menghindari bea masuk impor dapat merugikan UE sekitar US$240,34 juta tahun lalu. Asosiasi itu mengaku sedang bekerja sama dengan otoritas UE untuk mengatasi tuduhan impor biodiesel palsu dari China.
Hubungan perdagangan antara UE dan Indonesia memang tegang oleh langkah blok tersebut untuk membatasi impor komoditas yang terkait dengan deforestasi. Sebelumnya, Indonesia memang sedang meminta konsultasi dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait pengenaan bea UE atas impor biodiesel dari Indonesia.
Komisi Eropa sempat mengatakan kepada wartawan bahwa UE yakin kewajiban kepatuhan di Indonesia telah sepenuhnya sesuai dengan aturan WTO di mana UE pun siap untuk membahas masalah ini dengan RI. Selain biodiesel, minyak sawit banyak digunakan dalam makanan dan kosmetik.
Sumber Berita : cnbc indonesia