Globalbanten.com, Serang | Tim Pengendalian inflasi Daerah (TIPD) Provinsi Banten meminta seluruh stakeholder melakukan intervensi sejumlah komoditi pokok di pasaran, khususnya beras. Hal itu lantaran kenaikan harga beras menjadi perhatian nasional
Penjabat (Pj) Sekda Provinai Banten, Virgojanti mengatakan, ada beberapa komoditas pemicu inflasi yang menjadi fokus perhatian Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Banten. Meski begitu, dirinya memastikan harga beras di Banten masih di bawah rata-rata nasional.
“Kenaikan komoditi beras di Provinsi Banten masih terkendali dan di bawah rata-rata nasional. Sehingga penanganannya bisa dilakukan salah satunya dengan Gerakan Pangan Murah (GPM) dengan 92 titik sasaran,” kata Virgo usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi yang dipimpin Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, M Tito Karnavian secara virtual di Pendopo Gubernur Banten, KP3B Curug, Kota Serang, Senin (4/9/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dirinya juga meminta seluruh OPD terkait bersama stakeholder untuk segera melakukan intervensi secara serius.
“Karena (beras) ini merupakan barang kebutuhan pokok setiap orang, berbeda dengan komoditi lainnya,” ucapnya.
Virgo menuturkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten sudah melakukan berbagai strategi, salah satunya dipemetaan dalam mengatasi kenaikan harga beras di pasaran. Strategi itu dilakukan dari mulai tingkat produksi, pasokan atau ketersediaan sampai tingkat distribusi.
“Untuk bulan Agustus-Oktober 2023 ini kita akan ada panen seluas 113.419 ha dengan produksi 601.577 ton GKG dan menghasilkan beras sekitar 300.000 ton beras. Artinya, secara neraca kondisi beras di Provinsi Banten sudah aman,” tuturnya, dilansir dari bantennews.co.id.
Untuk itu, Virgo mengaku, Pemprov Banten akan mengoptimalkan peran BUMD PT Agrobisnis Banten Mandiri untuk mengambil peran penuh sebagai offtaker agar cadangan padi atau beras kita tetap tercukupi.
“Kemudian juga kita akan menggiatkan gerakan pasar murah, pengecekan stok di suplayer, keterjangkauan harga pupuk dan bibit padi sampai memastikan harga jual beras di pasaran tradisional dan modern terjangkau di bawah HET,” pungkasnya.
Direktur Utama PT ABM Saeful Wijaya mengungkapkan, Gerakan Pangan Murah (GPM) yang dilakukannya sepanjang tahun 2023 ini sudah melakukan operasi pasar murah sebanyak 57 kali.
“Atas arahan dari Bapak Pj Gubernur dan Ibu Pj Sekda, kita akan memasifkan GPM itu, utamanya pada komoditi beras agar harganya kembali normal,” ucapnya.