Globalbanten.com | Suasana di Jalan Pajagalan, Astanaanyar, Kota Bandung, terpantau lengang pada Selasa (30/1/2024) siang. Meski demikian, salah satu toko kue keranjang di jalan tersebut cukup ramai, di mana pembeli kue khas Imlek ini keluar masuk silih berganti.
Kunjungan ke tempat produksi kue keranjang tersebut mengungkapkan suasana yang cukup ramai, dengan belasan pegawai yang sibuk dengan berbagai aktivitas seperti membuat adonan, mencetak, memasukkan ke oven, mengemas, menggunting sisa plastik, memberi label, hingga memasukkan ke dalam kardus untuk dijual.
Menjelang Tahun Baru Imlek, ribuan pak kue keranjang diproduksi setiap harinya di pabrik yang telah beroperasi sejak tahun 1940. Pemilik toko, Vincent Rulianto, menyatakan bahwa mendekati Imlek, produksi kue keranjang bisa mencapai 2 ton per hari dengan sekitar 4-5 ribu pis per hari, dan melibatkan proses pembuatan selama sekitar 18 jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Vincent menjelaskan bahwa kue keranjang yang diproduksi di tempatnya tidak hanya dijual di Kota Bandung, tetapi juga di kota-kota besar di Jawa Barat seperti Cirebon, hingga wilayah Jakarta.
Usaha kue keranjang ini merupakan warisan dari buyutnya dan telah turun temurun hingga kepada dirinya saat ini. Vincent menyebut bahwa eksistensi kue keranjang menjelang Imlek terus meningkat.
“Makin terkenal, inikan makanan khas Imlek, mau yang merayakan atau tidak semua mengenalnya,” ujar Vincent.
Pada momen Imlek, kue keranjang sering dibawa untuk sembahyang atau berdoa, dan dianggap sebagai simbol keluarga harmonis dan lengket. Untuk momen Imlek tahun ini, pabriknya dapat memproduksi 40 hingga 50 ribu pak kue keranjang, yang dapat dipesan atau dibeli langsung di tokonya dengan berbagai varian rasa dan ukuran.(il/BDR)