Globalbanten.com | Pada pagi Senin, 5 Februari, nilai tukar rupiah tercatat berada pada level Rp15.710 per dolar AS. Mata uang Garuda mengalami pelemahan sebesar 50,5 poin atau 0,32 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mata uang di kawasan Asia secara keseluruhan tampak berada dalam zona merah, dengan Baht Thailand, peso Filipina, won Korea Selatan, yuan China, dan dolar Singapura semuanya mengalami pelemahan. Yen Jepang dan dolar Hong Kong juga tercatat melemah pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Mata uang utama negara maju juga ikut terkoreksi, dengan euro Eropa, poundsterling Inggris, dolar Australia, franc Swiss, dan dolar Kanada semuanya mengalami pelemahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Analis Pasar, Lukman Leong, memperkirakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah pada pembukaan ini disebabkan oleh data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang dirilis lebih kuat dari perkiraan. Meskipun demikian, diprediksi bahwa pelemahan tersebut tidak akan terlalu dalam, karena investor menunggu data pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2023 yang akan dirilis pada siang hari.
Lukman Leong menambahkan bahwa investor juga mengantisipasi data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang akan dirilis pada pukul 11 siang hari ini. Berdasarkan prediksi Lukman, rupiah kemungkinan akan bergerak dalam rentang Rp15.650 hingga Rp15.800 per dolar AS.(il/BDG)